Selasa, 03 Maret 2015

THE HISTORY OF COBAN RONDO WATERFALL


Let's Go To Coban Rondo Waterfall Guys.. and enjoy your holiday




Jatim Park may be one of the famous tourism objects in East Java. But if you want to find a natural tourism place, you can choose Coban Rondo in Pujon, Malang, This waterfall is located in the region of Perum Perhutani KPH Malang, East Java. It offers a different atmosphere from other waterfalls in Indonesia. We are permitted to make a tent there to enjoy the coldest night in East Java. 


Coban Rondo waterfall is a beautiful water fall on the slope of Mount Panderman resort that is about 32 km to the west from Malang, it is very interesting to see and visit. Many facilities that we can find in there, camping ground, jogging track, fishing or playing with elephants from The Elephants' School Waykambas Lampung - Sumatra.

Coban Rondo is located at an elevation of 1135 meters above the sea surface. It is has a height for about 84 meters. The waterfall is derived from a source in Cemoro Dudo, the Gunung Kawi slope. When the rainy season, the water debit reaches 150 liters per second and 90 liters in the dry season. The average rainfall is 1.727 mm / year. The average temperature is for about +/- 22 ° C

Basically, Coban Rondo is a combination of the twin waterfalls before flowing into  Coban Rondo. The twin waterfalls is called Coban Manten which in Indonesian means Bribe waterfall. Uniquely, Coban Manten flows to merge with Coban Dudo which means widower waterfall before flowing into Coban Rondo, of course we already know the meaning if rondo in Indonesia means widow. It is said that there is a legend story of it. The source of those three waterfalls is located in the crater, a land without tree located above Coban Manten.




Once upon a time, there lived a newly married couple. the bride's name was Dewi Anjarwati from Gunung Kawi, and her husband was Raden Baron Kusuma from Mount Anjasmara. After 36 days of marriage or selapan (Javanese), Dewi Anjarwati invited her husband to visit Mount Anjasmara, which was her husband's homeland. But her parents prohibited them to go. But both insisted on going to risk anything that happened on the trip.

Raden Baron Kusuma and Dewi Anjarwati were accompanied by their four loyal servants. They brought some fruits for Raden Baron Kusuma's parents. On the trip, Dewi Anjarwati felt thirsty and asked her husband to find  water. Accompanied by a servant, Raden Baron Kusuma  looked for water to drink. Meanwhile, three other servants were with Dewi Anjarwati waiting him.

After several minutes Raden Baron Kusuma found a small river. Its water was so clear that he was curious to find the spring. Then he heard the sound of gurgling water. He kept walking to find the sound and finally he found a high waterfall (Javanese: Coban). He immediately took a bath in Coban. After taking a bath, he filled the water into the bottle for his wife, Dewi Anjarwati.

When Raden Baron Kusuma came back, he was shocked by the presence of Joko Lelono. Lelono Joko seemed interested in  Dewi Anjarwati's beauty and tried to take her from Raden Baron Kusuma. The Fight between Joko Lelono and Raden Baron Kusuma was unavoidable. Raden Baron Kusuma asked his servants to take Dewi Anjarwati hiding in the Coban (waterfall) he had found.


They fought so roughly for some days and they both died. Consequently Dewi Anjarwati became a widow (Javanese: Rondo). Since that, the waterfall was the place where Dewi Anjarwati hid and well-known as Coban Rondo (widow waterfall). It was said that the large rock at the bottom of the waterfall was the seat of Dewi Anjarwati.




Terjemahan


SEJARAH AIR TERJUN COBAN RONDO

Jatim Park mungkin salah satu objek wisata terkenal di Jawa Timur. Tetapi jika Anda ingin mencari tempat wisata alam, Anda dapat memilih Air Terjun Coban Rondo di Pujon, Malang, air terjun ini terletak di wilayah Perum Perhutani KPH Malang, Jawa Timur. Air terjun Coban Rondo menawarkan suasana yang berbeda dari air terjun lainnya di Indonesia. Kita pun diizinkan untuk mendirikan tenda di sana untuk menikmati malam terdingin di Jawa Timur. 

Air terjun Coban Rondo adalah air terjun yang indah di lereng Gunung Panderman yaitu sekitar 32 km ke arah barat dari Malang, sangat menarik untuk melihat dan mengunjungi. Banyak fasilitas yang bisa kita temukan di sana, camping ground, jogging track, memancing atau bermain dengan gajah dari The Elephants  Sekolah Waykambas di Lampung - Sumatera.

Air Terjun Coban Rondo terletak di ketinggian 1.135 meter di atas permukaan laut. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 84 meter. Air terjun ini berasal dari sumber di Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi. Ketika musim hujan, debit air mencapai 150 liter per detik dan 90 liter di musim kemarau. Curah hujan rata-rata 1,727 mm / tahun. Suhu rata-rata adalah sekitar +/- 22 ° C.




Pada dasarnya, air terjun Coban Rondo adalah gabungan dari air terjun kembar sebelum mengalir ke Coban Rondo. Air terjun kembar tersebut bernama Coban Manten yang dalam bahasa Indonesia berarti 'air terjun pengantin'. Uniknya, Coban Manten mengalir menyatu dengan 'Coban Dudo' yang berarti  'air terjun duda' sebelum mengalir ke Coban Rondo, tentu saja kita sudah tahu arti 'rondo' dalam bahasa Indonesia yang berarti 'janda'. Dikatakan bahwa ada cerita legenda itu. Sumber dari tiga air terjun yang terletak di kawah, dataran tanpa pohon terletak di atas Coban Manten.

Pada jaman dahulu kala, hiduplah pasangan yang baru menikah. Nama pengantin wanitanya adalah Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, dan suaminya adalah Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmara. Setelah 36 hari perkawinan atau selapan (Jawa), Dewi Anjarwati mengajak suaminya untuk mengunjungi Gunung Anjasmara, tanah kelahiran suaminya. Tapi orang tuanya melarang mereka untuk pergi. Keduanya bersikeras untuk pergi dan akan mengambil risiko apa pun yang terjadi di perjalanan.

Raden Baron Kusuma dan Dewi Anjarwati didampingi oleh empat pembantu setia mereka. Mereka membawa beberapa buah-buahan untuk orang tua Raden Baron Kusuma. Di tengah perjalanan, Dewi Anjarwati merasa haus dan meminta suaminya untuk mencari air. Didampingi oleh seorang pembantu, Raden Baron Kusuma mencari air minum. Sementara itu, tiga pembantu lainnya menemani Dewi Anjarwati menunggu Raden Baron Kusumo.

Setelah beberapa waktu Raden Baron Kusuma menemukan sebuah sungai kecil. Airnya yang begitu jernih membuat Raden Baron penasaran untuk mencari sumber mata air tersebut. Lalu ia mendengar suara gemericik air. Dia terus berjalan untuk menemukan suara tersebut dan akhirnya ia menemukan air terjun yang tinggi (Jawa: Coban). Dia segera mandi di Coban tersebut. Setelah mandi, dia mengisi air ke dalam botol untuk istrinya, Dewi Anjarwati.

Ketika Raden Baron Kusuma kembali, ia terkejut dengan kehadiran Joko Lelono. Lelono Joko tampak tertarik pada kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha untuk merebutnya dari Raden Baron Kusuma. Perkelahian antara Joko Lelono dan Raden Baron Kusuma tak terhindarkan. Raden Baron Kusuma meminta pembantunya untuk membawa Dewi Anjarwati bersembunyi di Coban (air terjun) yang telah ia temukan.

Mereka bertarung selama beberapa hari dan sampai akhirnya keduanya meninggal. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi janda (Jawa: Rondo). Sejak saat itu, air terjun tersebut menjadi tempat Dewi Anjarwati bersembunyi dan dikenal sebagai Coban Rondo (air terjun janda). Dikatakan bahwa batu besar di bagian bawah air terjun adalah tempat duduk Dewi Anjarwati.



INDONESIA itu AMAZING ... .