Let's Go To Coban Rondo Waterfall Guys.. and enjoy your holiday
Jatim Park may be one
of the famous tourism objects in East Java. But if you want to find a natural
tourism place, you can choose Coban Rondo in Pujon, Malang, This waterfall is
located in the region of Perum Perhutani KPH Malang, East Java. It offers a
different atmosphere from other waterfalls in Indonesia. We are permitted to
make a tent there to enjoy the coldest night in East Java.
Coban Rondo waterfall
is a beautiful water fall on the slope of Mount Panderman resort that is about
32 km to the west from Malang, it is very interesting to see and visit. Many facilities
that we can find in there, camping ground, jogging track, fishing or playing
with elephants from The Elephants' School Waykambas Lampung - Sumatra.
Coban Rondo is located
at an elevation of 1135 meters above the sea surface. It is has a height for
about 84 meters. The waterfall is derived from a source in Cemoro Dudo, the
Gunung Kawi slope. When the rainy season, the water debit reaches 150 liters
per second and 90 liters in the dry season. The average rainfall is 1.727 mm /
year. The average temperature is for about +/- 22 ° C
Basically, Coban Rondo
is a combination of the twin waterfalls before flowing into Coban Rondo.
The twin waterfalls is called Coban Manten which in Indonesian means Bribe
waterfall. Uniquely, Coban Manten flows to merge with Coban Dudo which means widower
waterfall before flowing into Coban Rondo, of course we already know the
meaning if rondo in Indonesia means widow. It is said that there is a legend
story of it. The source of those three waterfalls is located in the crater, a
land without tree located above Coban Manten.
Once upon a time,
there lived a newly married couple. the bride's name was Dewi Anjarwati from
Gunung Kawi, and her husband was Raden Baron Kusuma from Mount Anjasmara. After
36 days of marriage or selapan (Javanese), Dewi Anjarwati invited her husband to
visit Mount Anjasmara, which was her husband's homeland. But her parents
prohibited them to go. But both insisted on going to risk anything that
happened on the trip.
Raden Baron Kusuma and
Dewi Anjarwati were accompanied by their four loyal servants. They brought some
fruits for Raden Baron Kusuma's parents. On the trip, Dewi Anjarwati felt
thirsty and asked her husband to find water. Accompanied by a servant, Raden
Baron Kusuma looked for water to drink. Meanwhile, three other servants
were with Dewi Anjarwati waiting him.
After several minutes
Raden Baron Kusuma found a small river. Its water was so clear that he was
curious to find the spring. Then he heard the sound of gurgling water. He kept
walking to find the sound and finally he found a high waterfall (Javanese:
Coban). He immediately took a bath in Coban. After taking a bath, he filled the
water into the bottle for his wife, Dewi Anjarwati.
When Raden Baron
Kusuma came back, he was shocked by the presence of Joko Lelono. Lelono Joko
seemed interested in Dewi Anjarwati's beauty and tried to take her from
Raden Baron Kusuma. The Fight between Joko Lelono and Raden Baron Kusuma was
unavoidable. Raden Baron Kusuma asked his servants to take Dewi Anjarwati
hiding in the Coban (waterfall) he had found.
They fought so roughly
for some days and they both died. Consequently Dewi Anjarwati became a widow
(Javanese: Rondo). Since that, the waterfall was the place where Dewi Anjarwati
hid and well-known as Coban Rondo (widow waterfall). It was said that the large
rock at the bottom of the waterfall was the seat of Dewi Anjarwati.
Terjemahan
SEJARAH AIR TERJUN
COBAN RONDO
Jatim Park mungkin
salah satu objek wisata terkenal di Jawa Timur. Tetapi jika Anda ingin mencari
tempat wisata alam, Anda dapat memilih Air Terjun Coban Rondo di Pujon, Malang,
air terjun ini terletak di wilayah Perum Perhutani KPH Malang, Jawa Timur. Air
terjun Coban Rondo menawarkan suasana yang berbeda dari air terjun lainnya di
Indonesia. Kita pun diizinkan untuk mendirikan tenda di sana untuk menikmati
malam terdingin di Jawa Timur.
Air terjun Coban Rondo
adalah air terjun yang indah di lereng Gunung Panderman yaitu sekitar 32 km ke
arah barat dari Malang, sangat menarik untuk melihat dan mengunjungi. Banyak
fasilitas yang bisa kita temukan di sana, camping ground, jogging track,
memancing atau bermain dengan gajah dari The Elephants Sekolah Waykambas di Lampung - Sumatera.
Air Terjun Coban Rondo
terletak di ketinggian 1.135 meter di atas permukaan laut. Air terjun ini
memiliki ketinggian sekitar 84 meter. Air terjun ini berasal dari sumber di
Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi. Ketika musim hujan, debit air mencapai 150
liter per detik dan 90 liter di musim kemarau. Curah hujan rata-rata 1,727 mm /
tahun. Suhu rata-rata adalah sekitar +/- 22 ° C.
Pada dasarnya, air
terjun Coban Rondo adalah gabungan dari air terjun kembar sebelum mengalir ke
Coban Rondo. Air terjun kembar tersebut bernama Coban Manten yang dalam bahasa
Indonesia berarti 'air terjun pengantin'. Uniknya, Coban Manten mengalir
menyatu dengan 'Coban Dudo' yang berarti 'air terjun duda' sebelum
mengalir ke Coban Rondo, tentu saja kita sudah tahu arti 'rondo' dalam bahasa
Indonesia yang berarti 'janda'. Dikatakan bahwa ada cerita legenda itu. Sumber
dari tiga air terjun yang terletak di kawah, dataran tanpa pohon terletak di
atas Coban Manten.
Pada jaman dahulu
kala, hiduplah pasangan yang baru menikah. Nama pengantin wanitanya adalah Dewi
Anjarwati dari Gunung Kawi, dan suaminya adalah Raden Baron Kusuma dari Gunung
Anjasmara. Setelah 36 hari perkawinan atau selapan (Jawa), Dewi Anjarwati mengajak
suaminya untuk mengunjungi Gunung Anjasmara, tanah kelahiran suaminya. Tapi
orang tuanya melarang mereka untuk pergi. Keduanya bersikeras untuk pergi dan
akan mengambil risiko apa pun yang terjadi di perjalanan.
Raden Baron Kusuma dan
Dewi Anjarwati didampingi oleh empat pembantu setia mereka. Mereka membawa
beberapa buah-buahan untuk orang tua Raden Baron Kusuma. Di tengah perjalanan,
Dewi Anjarwati merasa haus dan meminta suaminya untuk mencari air. Didampingi
oleh seorang pembantu, Raden Baron Kusuma mencari air minum. Sementara itu,
tiga pembantu lainnya menemani Dewi Anjarwati menunggu Raden Baron Kusumo.
Setelah beberapa waktu
Raden Baron Kusuma menemukan sebuah sungai kecil. Airnya yang begitu jernih
membuat Raden Baron penasaran untuk mencari sumber mata air tersebut. Lalu ia
mendengar suara gemericik air. Dia terus berjalan untuk menemukan suara
tersebut dan akhirnya ia menemukan air terjun yang tinggi (Jawa: Coban). Dia
segera mandi di Coban tersebut. Setelah mandi, dia mengisi air ke dalam botol
untuk istrinya, Dewi Anjarwati.
Ketika Raden Baron
Kusuma kembali, ia terkejut dengan kehadiran Joko Lelono. Lelono Joko tampak
tertarik pada kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha untuk merebutnya dari
Raden Baron Kusuma. Perkelahian antara Joko Lelono dan Raden Baron Kusuma tak
terhindarkan. Raden Baron Kusuma meminta pembantunya untuk membawa Dewi
Anjarwati bersembunyi di Coban (air terjun) yang telah ia temukan.
Mereka bertarung
selama beberapa hari dan sampai akhirnya keduanya meninggal. Akibatnya Dewi
Anjarwati menjadi janda (Jawa: Rondo). Sejak saat itu, air terjun tersebut
menjadi tempat Dewi Anjarwati bersembunyi dan dikenal sebagai Coban Rondo (air
terjun janda). Dikatakan bahwa batu besar di bagian bawah air terjun adalah
tempat duduk Dewi Anjarwati.
INDONESIA itu AMAZING ... .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar