lapisan
yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km di atas permukaan bumi, yang terdiri dari
molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang
dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui
keseimbangan dinamis. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat
mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon
semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon.
Penipisan lapisan ozon dimulai saat CFC dan Bahan-bahan
Perusak Ozon (BPO) diemisikan ke atomosfer. Angin medistribusikan gas BPO di
troposfer. CFC merupakan senyawa yang sangat stabil dan tidak akan terlarut
dalam air hujan. Setelah periode beberapa tahun, BPO akan mencapai stratosfer
yang terletak kira-kira 10 kilometer dari permukaan Bumi.
Sinar UV yang kuat dapat memecah molekul BPO. BPO
melepaskan atom klorin atau atom bromin. Atom inilah yang sebenarnya merusak
ozon, bukan molekul BPO. Diestimasikan bahwa atom klorin dapat memecah 100.000
molekul ozon sebelum tersisih dari stratosfer. Proses kerusakan lapisan ozon
dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah
ini.
Gambar 1. Proses Kerusakan Lapisan ozon
Sumber: www.environmedia.com
Penipisan
lapisan ozon menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan manusia dan
kehidupan di bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon stratosfer akan meningkatkan
bahaya akibat radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi. Radiasi
ultraviolet menimbulkan dampak pada manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan
bangunan. Dampak ini akan semakin buruk bila kerusakan lapisan ozon terus
berlangsung. Bila lapisan ozon menjadi tipis, permukaan bumi akan lebih terbuka
terhadap radiasi UV-B yang mempunyai gelombang pendek sehingga akan merusak
kehidupan. Untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan
radiasi UV sebesar 20 persen. Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada
mata, meluasnya penyakit infeksi serta pertambahan kasus kanker kulit dan
gangguan pernafasan.
Penipisan
lapisan ozon menyebabkan banyak tanaman menjadi lambat pertumbuhannya dan
sebagian mungkin akan menjadi kerdil, hasil sejumlah tanaman budidaya akan
menurun dan hutan-hutan akan menjadi rusak. Di laut radiasi dengan intensitas
tinggi akan merusak atau membunuh anak ikan, kepiting dan udang. Populasi plankton
yang menjadi dasar dari jaringan makanan hewan laut dapat mengalami dampak
buruk, sehingga menyebabkan pengaruh berantai untuk seluruh jaringan makanan
hewan laut. Radiasi UV akan menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam
menyerap karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca, sehingga
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat yang menyebabkan
pemanasan global.
Sehubungan dengan pengendalian kerusakan ozon, Pemerintah
Indonesia pasti
telah menetapkan
berbagai kebijakan terkait dengan langkah-langkah yang harus ditempuh seperti
kebijakan pengurangan pemakaian BPO terutama CFC sampai penghentian impor BPO
pada akhir 2007 lalu. Namun demikian, kebijakan itu tidak akan efektif jika
tidak diikuti kegiatan penyebarluasan permasalahan ozon ini kepada seluruh
tingkatan pada masyarakat. Kota-desa, keluarga, guru-murid, kelompok pekerja
formal-non formal, teknisi lemari es dan AC, petani, nelayan, dan lainnya,
kalau bisa semua mendapatkan pengenalan pentingnya ozon dan bahayanya jika
lapisan ozon ini rusak.
Beberapa
kegiatan ramah ozon (ozone friendly) harus digalakkan dan disosialisasikan
untuk mengubah secara bertahap perilaku manusianya. Upaya ini harus selalu
menerapkan prinsip 4R (reduce, reuse,
recycle, replace/replant). Kurangi pemakaian barang-barang yang memiliki
bahan BPO. Di rumah dan perkantoran, minimalkan jumlah Air Conditioner yang
digunakan. Perlukah semua ruangan kantor memiliki ada AC, bahkan sering
dijumpai jumlahnya lebih dari satu? Atau perlukah setiap kamar tidur dipasang
AC hanya karena kita punya uang dan mampu membelinya? Pemborosan yang tidak
perlu, disamping kita harus menghemat energi.
YUKKK MARI BERSAMA KITA JAGA BUMI KITA TERCINTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar