Rabu, 25 Februari 2015

RAMBUTAN GARUDA


SAVE RAMBUTAN GARUDA






Rambutan Garuda?? Kenapa harus dilindungi?? Apakah Anda sudah familiar dengan rambutan jenis ini?? Jika belum.. Anda dapat membaca ulasan dibawah ini agar lebih mengenal Rambutan Garuda.. konon katanya jika tak kenal maka tak sayang.. hehe selamat membaca..



Rambutan Garuda (Nephelium lappaceum) sering dijuluki sebagai “Rambutan Jumbo".  Rambutan ini berasal dari daerah Sungai Andai Batola, Kalimantan Selatan. Di kawasan Sungai Andai dan Terantang Batola, ditemukan beberapa pohon Rambutan Garuda yang sangat besar batangnya. Konon dari situlah bibit Rambutan Garuda dilahirkan dan menyebar ke berbagai daerah di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Konon, bibit ini sudah sampai ke Negara Thailand dan dikembangkan di negara tersebut.




Rambutan ini sudah dilepas sebagai varietas unggul. Ukurannya paling besar di antara jenis rambutan yang lainnya. Panjang buahnya mencapai 7 cm, dengan diameter sekitar 3 cm. Bentuk rambutan ini agak lonjong dan warnanya merah menyala. Rambut buahnya berukuran panjang, agak rapat, dan berwarna merah dengan ujung kekuningan. Daging buahnya tidak lengket, berwarna putih dengan ketebalan bisa mencapai 7 mm. Keunikannya, selain manis, rasa rambutan ini juga gurih dan daging buahnya paling kering dibandingkan rambutan jenis lainnya. Produktivitasnya per pohonnyakurang lebih mencapai 3.000 - 4.000 buah atau 200-270 kg per tahun.




Kayu pohon rambutan cukup keras dan kering, tetapi mudah pecah sehingga kurang baik untuk bahan bangunan. Namun, kayu rambutan bagus sekali untuk kayu bakar. Akar tanaman ini untuk obat demam, kulit kayunya untuk obat radang mulut, dan daunnya untuk obat sakit kepala sebagai tapal (popok). Daging buah yang telah matang dapat dikalengkan.



Walau sudah banyak yang tahu jenis rambutan tersebut berasal dari kawasan Sungai Andai Batolam, namun pohon-pohon besar tersebut terkesan kurang terawat dengan baik. Oleh sebab itu Rambutan Garuda sebagai varietas unggul harus dilestarikan. 


1 komentar: